Review Film Petualangan Sherina 2 – Siapa pula yang lupa akan kemunculan fenomenal slot bet kecil Petualangan Sherina pada awal tahun 2000, kira-kira 20 tahun lalu. Film drama anak-anak dan musikal memproses Miles bersama dengan saran Riri Riza. Kali ini, mereka lanjutkan kisah dua sahabat, Sherina dan Sadam, melalui Petualangan Sherina 2 bersama dengan tim penulis keroyokan yang terdiri atas sang sineas sendiri, lantas ada Jujur Prananto, Mira Lesmana, Virania Munaf, serta Sherina Munaf juga. Berkolaborasi bersama dengan Base Entertainment, para pemerannya pada lain Sherina Munaf, Derby Romero, Ardit Erwandha, Quinn Salman, Kelly Tandiono, Isyana Sarasvati, dan Chandra Satria. Akankah sajiannya tenggelam dalam nostalgia masa lalu?

Review Film Petualangan Sherina 2

Setelah 20-an tahun petualangan Sherina (Sherina) pada usianya yang masih kanak-kanak, kini ia adalah seorang reporter kondang dari sebuah stasiun televisi ternama. Menurut kesepakatan awal, ia dan operator kameranya, Aryo (Ardit) bakal di tugaskan ke Swiss. Namun, rupanya berjalan pemindahtugasan mendadak. Sherina dan Aryo kudu meliput ke Kalimantan. Ketika hingga di lokasi, tak dinyana oleh Sherina, ia bersua rekan lamanya, Sadam (Derby). Sayangnya, pertemuan mereka kudu ulangilah ulang kisah lama, karena sekali ulang terlibat bersama dengan komplotan penculik.

Lebih dari dua dekade, Petualangan Sherina 2 mempertemukan ulang cerita lama, baik pada Sherina dan Sadam, maupun bersama dengan para penontonnya. Menyenangkan pula sepanjang saksikan Petualangan Sherina 2 bersama dengan kemegahannya yang melebihi film sebelumnya. Petualangan Sherina dan Sadam bukan ulang melawan para penjahat remeh-temeh, melainkan hingga ke tingkat kriminalitas nasional. Namun, sayangnya kemegahan berikut tidak cukup di barengi bersama dengan tunjukkan “kehebatan” sang pentolan penjahat yang nyaris tak dulu tersentuh hukum. Kekurangan aura jahat.

Petualangan Sherina 2 yang terhitung berwujud hiburan untuk anak-anak, mengakibatkan susunan penceritaannya mudah sekali di tebak oleh penonton. Mulai dari tanda-tanda bakal ada penculikan melalui sudut pengambilan gambar yang “mencurigakan”, tas kosong, hingga ke berakhirnya cerita. Sang sineas tidak dulu mengusahakan melakukan tipuan-tipuan sebagai antisipasi pada dugaan dari penonton. Sekalipun beberapa kali membangkitkan clue, itu pun telah tergolong pembukaan Info berkenaan momen selanjutnya.

Baca Juga: https://kemenagpalangkaraya.com/

Nuansa nostalgia Petualangan Sherina 2 terhitung terlampau kental. Banyak di pada momennya ulangilah momen serupa dalam film pertama. Termasuk perihal ikonik saat Sherina dan Sadam terjebak. Alurnya sebetulnya sengaja mengarahkan mereka sehingga terjebak, tetapi kesengajaan itu terlampau mudah di baca atau di sadari. Arah jalinan pada Sherina dan Sadam yang akhirnya bersua ulang usai berpisah bertahun-tahun terhitung serupa relasi Cinta dan Rangga dalam AADC? (2002) dan AADC? 2 (2016). Bahkan terdapat kesalahpahaman, rahasia, dan perasaan terpendam pula di sana. Ini pula yang mengakibatkan puncak jalinan Sherina dan Sadam pada akhir cerita dapat di kira bakal mengarah ke sana.

Kesimpulan

Sebagai sajian santai, hiburan, dan bersenang-senang untuk anak-anak, Petualangan Sherina 2 mempunyai visual yang sebetulnya bertujuan kepada segmentasi usia tersebut. Petualangan Sherina 2 pun masih berbalut musikal. Walau jumlahnya jadi lebih banyak ketimbang film sebelumnya. Hanya anggota sedang saja yang (akhirnya) bersih dari nyanyian. Faktor nostalgia tanpa memahami mengakibatkan Petualangan Sherina 2 berisi elemen musikal kelewat banyak.

Perkara olah peran para pemain, mutu akting semua pemeran malah sering tertutup adegan-adegan musikal. Termasuk dua pemeran utamanya, Sherina dan Derby yang nyaris hilang di telan musikal film ini sendiri, terkecuali saja tanpa mengosongkan anggota sedang berikut pecah konflik pada Sadam dan Sherina. Pun demikian bersama dengan ke-2 sosok jahat, Ratih (Isyana) dan Syailendra (Chandra) yang sekadar terlihat orang kaya biasa yang awam bersama dengan kejahatan itu sendiri. Jutsru cuma Pingkan lah (Kelly) hanya satu yang berhasil tunjukkan aura jahatnya, walaupun posisinya hanyalah pesuruh.

Pada akhirnya, Petualangan Sherina 2 merupakan sajian hiburan dan bersenang-senang yang enjoy untuk anak-anak sekaligus nostalgia, tanpa gairah membawakan kepuasan lebih dari itu. Memang lebih megah. Memang ke-2 protagonisnya lebih dewasa atau 20-an tahun lebih tua dari film pertama. Namun, batasan-batasan karena faktor segmentasi jadi terlampau menjadi mengekang eksplorasi film ini sendiri. Untuk anak-anak atau hiburan enjoy semata, Petualangan Sherina 2 telah lebih dari cukup. Namun, untuk yang melacak sensasi lebih menggigit, bakal tidak cukup terpuaskan.